Kebiasaan
1: Jadilah Proaktif
Lawan dari kebiasaan
proaktif ini adalah bersikap reaktif, mungkin ada diantara kalian yang belum
mengerti apa itu proaktif dan reaktif. Reaktif artinya adalah sifat cenderung,
tanggap, atau segera bereaksi terhadap sesuatu yang timbul atau muncul. Sikap
reaktif adalah sikap seseorang yang gagal membuat pilihan respon ketika mendapatkan
ransangan (stimulus). Contoh yang gampang bila seseorang selalu menjadi marah
kalau dihina, maka orang itu bisa dikatakan orang reaktif karena selalu
memberikan respon atau tanggapan yang sama terhadap suatu rangsangan
(stimulus). Orang yang reaktif, bisa disamakan dengan binatang, binatang bila kamu
pukul reaksinya hanya dua, yaitu takut atau marah. Berbeda dengan proaktif,
proaktif bertolak belakang dengan reaktif. Bila reaktif tidak mampu memilih
respon atau tanggapan, bersikap langsung menyerang tanpa berpikir panjang, maka
proaktif adalah kemampuan seseorang untuk memilih respon. Sikap proaktif adalah
sikap seseorang yang mampu membuat pilihan dikala mendapatkan rangsangan
(stimulus). Contohnya ketika kamu dipukul, reaksi orang proaktif biasanya
beragam, mungkin dia akan berpikir membalasnya atau membiarkannya karna dia
pikir orang yang memukulnya itu bercand. Manusia punya kendali untuk memilih
respon terhadap stimulus tertentu.
Orang-orang reaktif
membuat pilihan-pilihannya menurut dorongan hati. Mereka seperti sekaleng soda.
Kalau kehidupan mengocoknya sedikit saja, tekanannya menumpuk dan tiba-tiba
mereka meledak. “Hei goblok! Minggir!”
Orang-orang proaktif
membuat pilihan-pilihannya menurut nilai-nilai. Mereka berpikir sebelum
bereaksi. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan segala yang
terjadi kepada mereka, tetapi mereka bisa mengendalikan reaksi mereka. Tidak
seperti orang reaktif yang penuh karbon, orang proaktif adalah ibarat air.
Dikocok seperti apapun, dibuka tutupnya, takkan terjadi apa-apa. Takkan
terdengar suara mendesis, takkan ada gelembung, takkan ada tekanan. Tenang,
dingin, dan terkendali. “Aku sih takkan
membiarkan orang itu membuatku marah dan merusak hatiku”.
Kebiasaan ini adalah
kunci untuk membuka segala kebiasaan lainnya, dan itu sebabnya menjadi
kebiasaan nomor 1. Kebiasaan 1 bilang, “Akulah sumber pendorong diriku sendiri.
Akulah kapten hidupku. Aku bisa memilih sikap. Aku yang bertanggung jawab atas
kebahagiaan ataupun ketidak-bahagiaanku sendiri. Akulah yang duduk dikursi
pengemudi menuju takdirku, bukannya penumpang.”
Bahasa Reaktif
|
Bahasa Proaktif
|
Aku coba deh
|
Akan
kukerjakan
|
Aku memang begitu kok
|
Seharusnya
aku bisa lebih baik dari pada itu
|
Aku tidak bias berbuat apa-apa
|
Yuk
kita pelajari kemungkinan kemungkinannya
|
Aku terpaksa
|
Aku
memilihnya
|
Aku tidak bisa
|
Pasti
ada jalan
|
Kamu merusak hariku
|
Takkan
kubiarkan suasana hatimu yang jelek itu menular kepadaku
|
Bersikap proaktif itu banyak manfaatnya
Orang proaktif beda. Orang proaktif:
· Tidak
mudah tersinggung
· Bertanggung
jawab atas pilihan-pilihannya sendiri
· Berpikir
sebelum bertindak
· Cepat
pulih kalau terjadi sesuatu yang buruk
· Selalu
mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana
· Focus
pada hal-hal yang bisa mereka ubah, dan tidak menguatirkan hal-hal yang tidak
bisa mereka ubah.
Mengembangkan
otot-otot proaktifmu
Bagaimana seseorang bisa secara bertahap pindah dari
cara berpikir reakfif menjadi proaktif:
· Sikap
“Aku Bisa”
Bersikap proaktif sesungguhnya
berarti dua hal. Pertama, kamu bertanggung jawab atas hidupmu sendiri. Kedua,
kamu punya sikap “aku bisa”. Sikap “aku bisa” sangat berbeda dengan sikap “aku
tidak bisa”
Ambil inisiatif untuk menjadikan
segalanya terlaksana jangan menantikan sesuatu terjadi padanya. Pikirkan solusi
dan pilihan bukan memikirkan masalah dan hambatannya. Bertindak bukan menunggu
jadi korban.
Ada orang yang keliru menganggap
sikap “aku bisa” sebagai sikap memaksa, agresif, atau tidak tahu malu. Keliru,
sikap “aku bisa” itu berani, ulet, dan
cerdik. Yang lain mengganggap orang-orang dengan sikap “aku bisa” membuat
aturan sendiri. Bukan begitu, orang-orang dengan sikap “aku bisa” itu kreatif, berani ambil risiko, dan sangat
banyak akal.
· Tekan
saja tombol “Pause” (berhenti sejenak)
Jadi, kalau seseorang bersikap
kasar terhadapmu, dari manakah kamu dapatkan kuasa untuk menahan diri agar
tidak membalasnya? Bagi para pemula, tekan saja tombol “pause”
Terkadang hidup ini bergerak begitu
cepatnya sehingga kita langsung bereaksi terhadap segalanya hanya karena
kebiasaan. Kalau kamu bisa belajar menekan tombol pause, menguasai diri, dan
merenungkan respons yang ingin kamu berikan, pasti keputusan-keputusan yang
kamu ambil lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar